Dalam gambar batik tulis di atas, motif batik Pekalongan yang latar belakang kain batiknya menggunakan warna biru turquoise dengan dipenuhi cecek (titik) halus berwarna putih yang tertata rapih dalam pola perulangan yang manis di seluruh permukaan. Jelas bahwa meskipun masuk dalam kelompok batik klasik, Peksi Kuwu yang ini telah keluar dari patern utama warna batik klasik: soga, coklat, hitam, dan warna-warna 'teduh' lainnya. Pada masa tertentu warna-warna teduh seperti warna yang dimiliki batik klasik, bukanlah warna yang populer sebagai warna fashion.
Penggunaan warna warni yang menyolok dalam pola motif batik Pekalongan (dan daerah pesisir utara penghasil batik lainnya) terjadi karena pengaruh dari penggunaan warna dalam seni lukis Belanda dan Cina.
Seperti yang tampak dalam gambar motif batik 1, terlihat warna ungu, hijau dan merah muda untuk pola-pola motifnya. Penayangan pola-pola yang terdiri dari berbagai bunga dan burung sudah tidak abstrak lagi. Sudah mendekati bentuk nyata. Sedang dalam motif batik Jawa klassik selalu ditampilkan bentuk yang abstrak.
Sekedar catatan tambahan, ada pendapat bahwa abstrakisasi bentuk alam dalam motif batik terjadi karena larangan untuk meniru mahluk hidup dalam ajaran Islam. Sebuah pendapat yang dapat dipertimbangkan mengingat motif-motif yang cenderung geometris dalam desain motif batik klasik. Hal mana hampir dianggap kesenian milik Islam (dalam hal bentuk figuratif yang abstrak dan geometris) yang hampir tidak ada bentuk figur seni yang meniru bentuk alam.
Hal yang juga menyolok adalah penampilan pola-pola jenis burung-burung dan bunga-bungaan yang selalu menggambarkan keindahan, entah itu melalui keindahan suara maupun penampilannya. Seperti burung merak, burung bangau, burung kutilang.. Dan juga pola-pola bunganya biasanya merupakan bunga-bunga besar yang tumbuh dan hanya didapatkan dari LN (di Belanda, saat itu belum ada di Indonesia). Seperti bunga Dahlia, bunga Chrissant, bunga narcist. Penampilan pola-polanya selalu memberikan kesan yang meriah dan mewah. Mudah diingat semua bunga tersebut bukanlah bunga asli Indonesia. Sehingga penggunaan bunga-bunga 'aneh' tersebut jelas memperlihatkan pengaruh kuat selera Belanda akan bunga dan keindahannya.
0 komentar:
Posting Komentar