Rok biru bermotif batik

Rok ini dapat digunakan dalam berbagai kesempatan oleh wanita modern yang aktif. Terbuat dari bahan halus dan ringan. Bermotif batik modern dalam nuansa warna biru. Tersedia di alamat ini: http://goo.gl/7lKSSG

Rok Panjang Batik Modern

Rok Panjang bermotif batik
Produk untuk wanita tersedia ti toko online batik GaleriPos. Bukan batik tulis. Batik printing ini lebih berkesan modern dan dinamis. Terbuat dari bahan halus dan tidak mudah kusut

Batik dari Negeri Tetangga

Desain batik tidak klasik pada kain sutra untuk gaun

Dari paduan warna dan motif yang tertera di atas kain sutra ini, jelas 'aneh' untuk dikatakan sebagai batik asli Indonesia. Meskipun batik modern Indonesia juga memiliki warna yang lebih variatif dan motif yang sama sekali berbeda dengan motif klasik. Warna-warna yang lebih berani dan dapat dipastikan tidak didapat dari pewarna alami, serta bentuk-bentuk yang lebih realistis dengan sangat mempertimbangkan komposisi, Batik ini terasa lebih sebagai 'bukan batik'. Lebih berbau kain bermotif bunga.
Apalagi dilihat dari bahan kainnya: Sutra, yang tidak pernah jadi bahan batik klasik di Indonesia. Dengan segala perbedaannya, gaun ini diklaim juga sebagai batik :-)

Batik tulis motif Peksi Merak

Peksi Merak, motif batik tulis klasik dari Lasem
Warna latar belakang beige sangat muda, benar-benar baru dalam khasanah batik klasik. Warna ini bahkan mungkin bukan warna yang 'asli' yang dikenal di Indonesia. Cukup membingungkan bagaimana warna seperti ini bisa tampil di selembar batik tulis klasik dari Lasem, jiga tidak memahami bagaimana selera seni atas warna dari suatu budaya dapat meresap masuk ke budaya lain.
Dengan latar belakang seperti itu, burung merak menjadi sangat menonjol tampil utuh diantara bentuk-bentuk lain dalam kain batik tulis tersebut. Kembali, bukan lagi sebuah warna klasik dalam perbatikan, seperti halnya batik Peksi Kuwu dari Pekalongan. Meskipun dengan warna yang mencolok, namun warna-warna tersebut tetap tidak mendekati warna dari bentuk asli di alam. Warna telah mengalami penyederhanaan karena ketersediaan warna pencelupan. Namun demikian bentuk yang dibatikkan tidak lagi abstrak atau hampir mendekati abstrak seperti pada motif batik yang lebih 'tua'.

Batik Peksi Kuwu

Batik tulis Pekalongan motif Peksi Kuwu
Dalam gambar batik tulis di atas, motif batik Pekalongan yang latar belakang kain batiknya menggunakan warna biru turquoise dengan dipenuhi cecek (titik) halus berwarna putih yang  tertata rapih dalam pola perulangan yang manis di seluruh permukaan. Jelas bahwa meskipun masuk dalam kelompok batik klasik, Peksi Kuwu yang ini telah keluar dari patern utama warna batik klasik: soga, coklat, hitam, dan warna-warna 'teduh' lainnya. Pada masa tertentu warna-warna teduh seperti warna yang dimiliki batik klasik, bukanlah warna yang populer sebagai warna fashion. 
Penggunaan warna warni yang menyolok dalam pola motif batik Pekalongan (dan daerah pesisir utara penghasil batik  lainnya) terjadi  karena pengaruh dari penggunaan warna dalam seni lukis Belanda dan Cina.
Seperti yang  tampak dalam gambar motif batik 1, terlihat warna ungu, hijau dan merah muda untuk pola-pola motifnya. Penayangan pola-pola yang terdiri dari  berbagai bunga dan burung sudah tidak abstrak lagi. Sudah mendekati bentuk nyata. Sedang dalam  motif batik Jawa klassik selalu ditampilkan bentuk yang abstrak.
Sekedar catatan tambahan, ada pendapat bahwa abstrakisasi bentuk alam dalam motif batik terjadi karena larangan untuk meniru mahluk hidup dalam ajaran Islam. Sebuah pendapat yang dapat dipertimbangkan mengingat motif-motif yang cenderung geometris dalam desain motif batik klasik. Hal mana hampir dianggap kesenian milik Islam (dalam hal bentuk figuratif yang abstrak dan geometris) yang hampir tidak ada bentuk figur seni yang meniru bentuk alam.
Hal yang juga menyolok adalah penampilan pola-pola jenis burung-burung dan bunga-bungaan  yang selalu menggambarkan keindahan, entah itu melalui keindahan suara maupun penampilannya. Seperti burung merak, burung bangau, burung kutilang.. Dan juga pola-pola bunganya biasanya merupakan bunga-bunga  besar yang tumbuh  dan hanya didapatkan dari LN (di Belanda, saat itu belum ada di Indonesia). Seperti bunga Dahlia, bunga Chrissant, bunga narcist. Penampilan pola-polanya selalu memberikan kesan yang meriah dan mewah. Mudah diingat semua bunga tersebut bukanlah bunga asli Indonesia. Sehingga penggunaan bunga-bunga 'aneh' tersebut jelas memperlihatkan pengaruh kuat selera Belanda akan bunga dan keindahannya.

Nyaris Abstrak

Sekilas bentuk-bentuk pada lembar batik tulis di atas nyaris abstrak. Tidak ada bentuk natural yang terekam dengan tingkat kemiripan tinggi. Mungkin bunga, burung dan ranting. Dengan warna yang juga tidak diupayakan mirip dengan warna asli,

Tanjungbumi, sentra batik madura


Beberapa daerah dikenali sebagai sentra batik yang memiliki sejarah panjang perbatikan. Perkembangan batik yang telah berlangsung lama di daerah tersebut menghasilkan motif khusus yang menjadi ciri khas. Meskipun tidak secara legal dipatenkan sebagai milik daerah tersebut, peminat batik umumnya mengakui bahwa corak-corak tertentu dari batik klasik adalah milik daerah tertentu. Beberapa tempat yang dikenali sebagai sentra batik bahkan dalam lingkup 'sekecil' kecamatan.
Di Pulau Madura selain beberapa kabupaten dikenali memiliki tradisi batik tersendiri, ada kecamatan-kecamatan yang telah lama

Kemeja lengan panjang merah


Kemeja batik desain baru

Kwalitas Bahan No 2 (Sedang: tidak Panas, Tidak Tipis)
Bahan frosen
Warna Dasar kotak kotak
Furing tidak ada
Model Kerah model hem (umum)
Posisi Saku Kiri Atas
jenis sablon printing

Lilin Batik

Lilin Batik sering juga disebut malam, adalah bahan yang dipakai untuk menutup permukaan kain mori menurut gambar motif batik. Kain mori yang sudah tertutupi batik tidak dapat diresapi cairan pewarna sehingga setelah lilin atau malam tersebut dilorod, 'bekas'nya tetap berwarna seperti sebelum pencelupan. Karena lilin menutupi kain dalam bentuk tertentu sesuai dengan motif yang digambar, maka warna yang berbeda dengan warna celupan juga menjadi bermotif.
Lilin batik ini tidak hanya terbuat dari satu macam bahan pembuat saja, tetapi campuran dari berbagai bahan pokok lilin dalam komposisi yang berbeda tergantung dari keperluan lilin tersebut. Beberapa seniman batik merahasiakan komposisi lilin. Karena jenis lilin juga menentukan tekstur warna batik. Beberapa jenis lilin mampu memblok dengan sempurna sehingga sama sekali tidak ada warna yang meresap, sementara lilin dalam komposisi lain dapat meninggalkan jejak dengan pola tertentu resapan warna.
Bahan pokok lilin antara lain adalah; Gondorukem, Damar, Matakucing, Parafin (putih dan kuning), Microwax, lemak binatang, minyak kelapa, lilin tawon, lilin Lanceng, dan beberpa jenis bahan lain yang bersifat tidak dapat larut dalam air, serta meleleh pada suhu tertentu.
Ada tiga jenis lilin batik, yakni lilin klowong untuk nglowong dan ngisen-iseni; lilin tembokan untuk nembok dan lilin biron untuk mbironi. Masing-masing lilin batik digunakan sesuai dengan tahap pembuatan batik, yaitu nglowong dan ngisen-iseni, nembok dan mbironi. Sesuai cara penempelannya, untuk batik tulis digunakan alat yang disebut canting, untuk batik tulis menggunakan canting tulis sedangkan untuk batik cap digunakan canting cap.
Jumlah bahan pokok komposisi dasar suatu lilin batik yang dipakai dan perbandingannya adalah bermacam-macam, menurut pemakaiannya dan pengalamannya masing-masing. Jadi lilin batik itu sudah merupakan kombinasi dari bahan-bahan pokok lilin batik. zaman dahulu dalam pembuatan batik, sebagai penutup kain menggunakan bubur dari ketan dan kain yang dibuat dengan cara ini disebut sebagai kain simbut. Namun setelah ditemukannya lilin cara seperti sudah tidak dipergunakan kembali.
Awal mula pemakainan lilin dalam proses penutup dakian saat membuat motif batik menggunanakan lilin dari tawon atau klanceng. Lilin dari binatang ini menurut orang jawa disebut dengan “malam”, maka lilin batik masih sering disebut pula malam batik. Karena pengalamannya, orang kemudian mencampur malam yang murni dari binatang lebah itu dengan bahan dari tumbuhan seperti Gondorukem dan Damar matakucing.
Kemudian untuk melemaskan dan menurunkan titik lelehnya ditambah lemak atau minyak, lemak binatang atau minyak kelapa. Pada proses pembuatan batik yang terakhir, seluruh lilin batik dihilangkan dengan cara memasukkan kain mori tersebut dimasukkan ke dalam air panas, sehingga lilin batik tersebut lepas. Setelah air “lorodan” ini dingin, lilin batik menjadi beku kembali dan dapat diambil lagi. Lilin batik yang diperoleh dari “lorodan” ini disebut lilin bekas atau lilin hitam karena warnanya kehitaman. Lilin batik bekas ini dicampurkan kembali pada pembuatan campuran lilin batik baru.

Kemeja batik GaleriPos

Kemeja batik fashionable, ditawarkan di GaleriPos
GaleriPos adalah toko online yang juga menjual batik. Berikut batik dari GaleriPos yang dipublish di fanpage.

Canting

Canting, alat untuk membatik
Canting adalah alat untuk menuliskan malam cair pada selembar kain dalam proses membuat batik. Proses yang dimaksud adalah proses pembuatan batik tulis. Bentuknya seperti tampak pada gambar, bagian utama adalah pipa kecil yang mengalirkan malam cair dari penampung.
Terdapat banyak jenis canting. Berdasarkan fungsinya, dikelompokkan:

  • Reng-rengan: jenis canting ini digunakan untuk membuat pola (motif dasar, sebelum dihiasi dengan tambahan stilasi atau 'diblok' untuk membuat bentuk solid) kerangka batik. Reng-rengan berukuran cucuk sedang, dan bercucuk tunggal.
  • Isen: canting isen digunakan dalam tahapan mengisi pola kerangka batik yang dibuat dengan canting reng-rengan. Jenis canting ini bercucuk kecil, bercucuk tunggal atau rangkap (canting berujung lebih dari satu).

Bagian ujung canting yang berfungsi seperti pena adalah carat atau cucuk. Bagian ini yang menempelkan malam cair pada kain, seperti mata pena yang menempelkan tinta pada kertas. Diameter cucuk tentu saja membedakan lebar titik atau garis yang ditorehkan canting pada kain. Berdasarkan ukuran cucuk, canting dibedakan atas:

  • Carat (cucuk) kecil.
  • Carat (cucuk) sedang.
  • Carat (cucuk) besar.

Untuk kemudahan penorehan atau 'penulisan' malam cair, canting dapat bercucuk lebih dari satu. Sehingga sekali menorehkan akan didapat torehan atau 'jejal' cucuk lebih dari satu. Berdasarkan jumlah cucuk, canting dikenal bernama:

  • Cecekan, canting bercucuk tunggal (satu), berukuran kecil dan digunakan untuk membuat titik-titik kecil (Bahasa Jawa: cecek) atau garis-garis halus saat membatik.
  • Loron,. bercucuk ganda yang berjajar atas dan bawah, dimaksudkan agar dapat mengeluarkan malam secara bersamaan, agar pembatik bisa membuat garis rangkap yang sama jaraknya.
  • Telon, bercucuk tiga dengan susunan membentuk segi tiga. meninggalkan 'jejak' berupa tiga buat titik yang membentuk segitiga simetris.
  • Papatan,canting ini bercucuk empat, digunakan untuk membuat empat buah titik yang membentuk bujursangkar sebagai pengisi bidang.
  • Liman. bercucuk lima yang berfungsi untuk membuat bujursangkar kecil yang dibentuk oleh empat buah cucuk dan sebuah titik di tengahnya, bukan membentuk pola segilima.
  • Byok. ini bercucuk tujuh, dan berfungsi untuk membentuk lingkaran kecil yang terdiri atas kumpulan titik. Istilah canting byok juga digunakan untuk menyebut canting bercucuk ganjil. (1, 3, atau 5)
  • Renteng atau galaran. ini selalu bercucuk genap, dan biasanya paling banyak enam cucuk, tersusun dari bawah ke atas. renteng dipakai saat membentuk beberapa garis sekaligus, agar jarak garis yang satu ke garis lain, sama.

Dengan canting yang bercucuk lebih dari satu dapat dibuat pola yang terdiri dari titik atau garis lebih dari satu sekaligus dalam pola atau jarak yang simetris.

Batik, seni mewarnai kain.

Batik adalah hasi karya seni
Cara membuat batik tradisional adalah dengan mencelup kain yang telah 'ditulisi' dengan sejenis lilin/malam. Bagian kain yang tidak terlapisi malam akan terwarnai saat mencelupkan kain tersebut ke dalam cairan pewarna. Hasilnya adalah gambar yang 'berlawanan' dengan gambar yang ditorehkan dengan lilin, setelah lilin dibersihkan.
Hanya satu warna, tentu saja, jika pencelupan dan penulisan/pembersihan lilin batik hanya sekali.
Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Mesir kuno telah mengenal seni dengan tekni ini sejak abad ke-4 sebelum masehi.
Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di:

  • Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618-907) 
  • India 
  • Jepang semasa Periode Nara (645-794). 
Di Afrika, Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal juga mengenal teknik pewarnaan kain seperti halnya batik tulis. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.
Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. Namun, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (arkeolog Indonesia) meyakini bahwa batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hindu tetapi memiliki tradisi kuno membuat batik.
G.P. Rouffaer menyatakan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Kesimpulannya bahwa pola tersebut hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu.
Detail motif kain mirip batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang sangat mirip pola batik Jawa . Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.
Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali dikenalkan dalam buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873 seorang pedagang Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam. Awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia sangat mengesankan para pengunjung pameran, publik umum maupun para peminat seni.
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi meskipun diterapkan pada benda-benda fungsional yakni kain bahan untuk membuat pakaian, Batik pada dasarnya adalah benda seni. Para pembuat batik (bukan penenun kain bahan batik, tapi para 'pelukis' yang menorehkan canting di atas kain kosong, adalah seniman sejati. Hal yang sama terjadi pada tekni pembuatan batik tradisional dengan cap. Cap sebagai klise diterakan di atas kain kosong. Teraan cap ini adalah malam/lilin seperti pada teknik batik tulis.
Sudah sejak lama batik menjadi bagian dari budaya Indonesia, khususnya Jawa. Perempuan-perempuan Jawa pada masa lau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga pada masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini.
Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Sehingga kemudian jenis-jenis batik dikenali dengan nama lokasi pembuatan batik tersebut.
Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.

Batik dan kebanggaan

Batik tulis kebangaan
Pernah terjadi, nasionalisme sedemikian mengental dan membara hanya karena klaim negara tetangga bahwa batik adalah 'miliknya'. Perang pernyataan dan opini terjadi di semua level. Dari yang masih menggunakan bahasa diplomatis sampai makian sangat kasar. Kemudian terhenti dengan sendirinya setelah ada "campurtangan" dari pihak lain: Batik adalah warisan budaya Indonesia.
Kebanggaan yang semestinya tidak perlu harus dipicu dengan klaim dari orang lain. Kebanggaan seharusnya tumbuh dengan sendirinya. Tapi, setidaknya ada pelajaran penting: masih banyak orang lain yang bangga dengan warisan yang kita miliki yang bahkan kita sendiri tidak terlalu memperdulikannya.
Jadi, untuk menumbuhkan kebanggaan atas warisan sah milik bangsa, cara termudah adalah suruh orang lain mengklaim terlebih dahulu. Rasa memiliki yang disertai dengan kebanggaan yang patriotik akan segera tumbuh. Mungkin disertai dengan heroisme memaki "si pencuri". Analoginya mirip kejadian pada saat orang lain mengambil barang yang tidak berharga dan kita sia-siakan. Jika ada pemulung mengambil barang bekas yang teronggok di halaman rumah kita akan segera timbul rasa memiliki atas barang yang selama ini kita onggokkan begitu saja.
Warisan budaya seperti batik juga seperti barang yang kita sia-siakan dan kita sangat tersentak saat orang lain mengklaim bahwa batik adalah 'milik' sah mereka. Untunglah ada tetangga yang berinisiatif memungut dan memuliakannya sehingga kita jadi diingatkan tentang milik berharga ini. Dan sekarang batik sudah sedemikian memasyarakat. Semua kalangan bangga mengenakan batik pada berbagai kesempatan. Setelah terlebih dahulu Batik menjadi 'pakaian resmi' bangsa kita dalam resepsi untuk menggantikan jas dan dasi.

Batik Parang Rusak dan Filosofisnya.

Motif batik parang rusak
Konon motif batik parang rusak diciptakan oleh Panembahan Senopati saat bertapa di pantai Laut Selatan. Terinspirasi dari gulungan ombak yang silih berganti bergerak ke pinggir sampai akhirnya pecah di tanah landai, atau pecah menghantam tebing. Selanjutnya pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono VIII, motif parang menjadi pedoman dalam menentukan derajat kebangsawanan seseorang dan menjadi ketentuan yang termuat dalam Pranatan Dalem Jenenge Panganggo Keprabon Ing Karaton Nagari Ngajogjakarta tahun 1927.
Ombak di pinggir pantai yang tidak pernah bosan menghantam tebing atau menjilat kelandaian pasir pantai. Seperti itulah 'pesan moral' dari pengabadian gerakan ombak yang diterakan di atas selembar kain. Ombak tetap bergulung dan bergerak sekalipun sudah pasti hanya akan terhenti dan pecah di pinggir laut.
Semangat untuk terus berupaya. Tidak  berupa kesia-siaan (karena sudah pasti akan berakhir di pantai, namun masih juga bergulung menuju pinggir. Tapi lebih pada semangat untuk terus berupaya. Bahkan tebing karang yang sedemikian keras dan kaku sedikit demi sedikit akan terkikis.
Motif batik ini sederhana hanya berupa huruf 'S' yang berulang-ulang berdampingan. Umumnya miring 45 derajat dari arah kain memanjang. Antar barisan parng ini dipisahkan garis dengan motif titik, kotak, atau lingkaran. Dalam perkembangannya, motif utama tetap ada yang berubah adalah ukuran dan warna. Dapat diamati bahwa sekarang dengan teknik printing 'besar' huruf S pada motf parang rusak menjadi sangat variatif. Seperti halnya warnanya. Motif klasik hanya satu warna dan nuansanya dengan dasar putih atau kekuningan.

Batik celup ikat

hasil teknik celup ikat
Teknik pewarnaan kain dengan cara mengikat kain dan mencelup dalam cairan pewarna sudah lama dikenal sebagai salah satu teknik dalam menciptakan motif yang unik dan ekslusif. Tekni ini cukup sederhana; hanya mengikat kain dengan cara-cara tertentu dengan kuat sehingga warna tidak dapat meresap ke dalam kain yang terikat.
Motif yang dihasilkan selalu unik, seringkali tidak terduka. Jika dilakukan berulang (mengikat pada bagian-bagian yang berbeda dan kemudian mencelupya) hasilnya lebih menarik karena ada paduan warna yang berbeda dari warna-warna aslinya.
Teknik ini dapat dilakukan pada lembaran kain atau pakaian yang sudah jadi. Jika dilakukan pada kain bermotif hasil celupan tidak hanya memperkaya warna tapi juga menambah bentuk. 

Batik untuk remaja putri (koleksi GaleriPos)

blouse batik merah muda

Baju terusan batik coklat

Cardigan batik merah muda

Koleksi tas wanita bermotif batik

Tas batik biru

Tas batik coklat

Tas batik biru muda

Varian motif Parangrusak

Parang rusak satu







Megamendung

Megamendung, motif batik Cirebon
Motif Megamendung
Gambar disamping adalah motif megamendung dalam beberapa varian warna. Di dunia batik tradisional klasik, warna biasanya terbatas pada bahan alami yang ada di daerah sekitar pembuatan batik dan yang sudah dikenal umum sebagai pewarna kain. Semacam tumbuhan nila untuk warna bitu tua atau gambir untuk warna coklat kemerahan. Sementara batik printing memiliki peluang menggunakan warna yang lebih kaya.
Batik klasik biasanya hanya warna dasar dan satu warna lain dalam gradasi. Gradasi warna diperoleh dengan pencelupan berulang. Semakin banyak/sering proses pencelupan, warna cenderung semakin gelap. Batik klasik relatif tidak 'kaya' warna seperti halnya batik printing.
Megamendung adalah motif batik khas Trusmi, Cirebon. Berikut uraian motif batik megamendung;
Motif megamendung yang pada awalnya selalu berunsurkan warna biru diselingi warna merah menggambarkan maskulinitas dan suasana dinamis, karena dalam proses pembuatannya ada campur tangan laki-laki. Kaum laki-laki anggota tarekatlah yang pada awalnya merintis tradisi batik. Warna biru dan merah tua juga menggambarkan psikologi masyarakat pesisir yang lugas, terbuka dan egaliter.
Selain itu, warna biru juga disebut-sebut melambangkan warna langit yang luas, bersahabat dan tenang serta melambangkan pembawa hujan yang dinanti-nantikan sebagai pembawa kesuburan dan pemberi kehidupan. Warna biru yang digunakan mulai dari warna biru muda sampai dengan warna biru tua. Biru muda menggambarkan makin cerahnya kehidupan dan biru tua menggambarkan awan gelap yang mengandung air hujan dan memberi kehidupan.
Pada perkembangan berikutnya motif ini menjadi lebih variatif terutama pada paduan warna, karena kemudahan penggunaan warna bada metode printing. Bahkan motif megamendung yang dibuat dengan mesin modern dapat mengikuti perkembangan mode warna yang disukai di dunia fashion. Tidak heran megamendung menjadi sangat warna warni, bahkan dengan warna-warna yang 'bertabrakan' saling mencolok. Yang tersisa adalah bentuk motif yang tetap.
Konon motif ini adalah stilasi dari awan di langit. Beberapa pendapat menduga bahwa penggunaan awan sebagai motif karena filosofi langit dan awan yang tenang meneduhkan sekaligus menimbulkan harapan akan timbulnya huja,

Motif sederhana batik tulis

Motif batik tulis Pamekasan
Motifnya sederhana dengan paduan warna yang juga sederhana. Kesederhanaan yang justru menambah nilai seni dari batik yang dibuat dengan tangan ini. Selain bentuk-bentuk yang dibuat (dengan 'ditulis') di latar belakang bergurat-gurat warna kuning kecoklatan yang timbul pada proses pewarnaan.
Bermotif gunung, burung dan pohon-pohon. Sekali lagi dalam bentuk stilasi sederhana hasil guritan canting lilin oleh tangan terampil seniman batik. Sangat layak untuk dijadikan koleksi. Namun juga dapat difungsikan menjadi pakaian.

Tas Wanita bermotif batik

Tas untuk wanita dengan motif batik

Membuat Batik Cap

"Penera" alat membuat batik dengan teknik cap
Salah satu jenis batik yang digemari masyarakat adalah batik cap, karena pembuatannya dinilai lebih mudah daripada batik tulis dengan motif beraneka ragam. Oleh sebab itu, harganya juga tak begitu tinggi. Seringkali orang berfikir bahwa proses pembuatannya gampang, tapi perlu anda ketahui bahwa diperlukan ketelitian dan kesabaran tingkat tinggi untuk menghasilkan sebuah karya yang mengesankan. Semakin bagus motif yang terukir dikain, maka akan semakin banyak calon pembeli yang menyukainya, namun pembuatannya juga lebih rumit.

Pembuatan Batik Cap

Bila kita mengenal canting untuk batik tulis, maka pembuatan batik cap menggunakan penera/cap atau klise yang menggunakan malam. Bahan yang digunakan untuk membuat alat pencetak ini adalah lempengan tembaga yang telah dibuat dengan berbagai macam corak. Ukuran yang biasa dipakai adalah 20 cm x 20 cm atau 24 cm x 24 cm atau disesuaikan dengan gambar yang akan dibuat. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan adalah sanggit (sambungan sisinya).

Cap yang akan digunakan harus dipilih secara seksama agar tidak terjadi kesalahan. Adapun empat jenis penera yaitu:
Penera sanggit tumpuk (sisi bawah terdapat sambungan dengan bagian atas, begitu pula kiri dengan kanan)
Penera sanggit nabata (kiri ada hubungannya dengan ½ kanan begitu juga kanan ada sambungan ½ kiri)
Penera sanggit kitiran (semua bagian memiliki motif sama);
Penera lepas (sisinya tidak saling berhubungan)
Tentu sangat diperlukan ketekunan dalam tiap prosesnya. Bila satu bagian tidak sesuai dengan sisi lain, maka hasil tersebut dianggap gagal.

Untuk setiap jenis kain, digunakan dua desain panera: satu untuk kain bagian atas, sedangkan yang lainnya untuk bawah. Jadi bila disatukan menjadi satu keplok. Tapi ada pula yang diciptakan bolak-balik. Hal itu tentu saja agar kain yang tercipta nanti akan maksimal, tidak luntur atau kabur. Namun, proses pembuatannya juga berulang-ulang dan memerlukan waktu dan tenaga lebih besar. Proses ini dinamakan nerusi.

Proses Nerusi untuk Batik Cap Berkualitas 

Untuk melakukan proses nerusi, kain mori tidak perlu digambar terlebih dahulu seperti halnya batik tulis. Kain dilapisi menggunakan malam, setelah meresap lalu diwarnai dengan cap tembaga. Setelah itu dilakukan perebusan untuk menghilangkan malam. Saat melakukan kombinasi warna maka proses cap, pewarnaan dan penggodokan tadi diulang. Lalu diikuti proses pembersihan dan mencerahkan dengan soda dan terakhir adalah penjemuran. Proses ini memang terbilang cepat, bahkan pengusaha batik mengungkapkan hanya membutuhkan waktu beberapa jam saja untuk menyelesaikannya. Sehingga setiap harinya dapat menghasilkan berlembar-lembar kain batik yang memiliki panjang rata-rata hingga 30 meter.

Batik cap memiliki mutu yang tak kalah dari jenis lain, bahkan karena harganya yang relatif lebih murah membuatnya merakyat, dipakai oleh kalangan dari manapun. Mungkin yang membuatnya memiliki perbedaan harga adalah jenis kain dan banyaknya warna yang terdapat pada corak. Jadi pilihannya ada pada anda untuk memilih, yang mana menurut anda bagus dan sesuai selera.

Blouse batik putih

blouse batik putih

Blouse batik merah

Blouse batik krah berdiri

Artis Mancanegara Juga Mengenakan Batik

Masyarakat Indonesia sering kali mengenakan batik ketika acara undangan atau acara resmi saja dan lebih banyak dipakai oleh para orang tua. Tapi seiring berkembangnya dunia fashion, para desainer telah mengembangkan idenya untuk merubah tampilannya menjadi lebih menarik dan modis, sehingga kaum muda pun semakin banyak memakainya. Di tengah kesibukan beberapa kelompok orang untuk membudayakan batik, ternyata bahkan para pesohor dari Negara lainpun telah memuja keindahan batik dan ikut mengenakannya pada berbagai event penting.

Artis Mancanegara Yang Mengenakan Batik

Perlu anda ketahui bahwa di saat generasi penerus bangsa sedang sibuk dengan kegemarannya itu, banyak artis luar negeri yang malah terlihat memakai batik pada saat konser maupun kegiatan hariannya. Bahkan, Boy’s Band dari negeri ginseng Korea pun ikut mengenakan batik. Berikut adalah beberapa di antaranya:
Super Junior
Boy Band asal Korea Selatan ini memiliki sangat banyak penggemar di seluruh dunia, saat berkunjung untuk menggelar konsernya tahun 2012 lalu, beberapa anggotanya mengenakan pakaian khas Indonesia, yakni Batik. Di antaranya adalah Siwon, yangmengenakan baju batik temporer. Ia mengaku senang melihat ragamnya motif yang ada. Adapula Eunhyuk, sang rapper menggunakan batik cokelat berlengan pendek saat beraksi di udara sambil menaiki sepeda. Saat kesempatan lain, Kyuhyun, Siwon dan Ryeowook memakai syal dengan motif serupa.
SNSD
Girlband asal negeri ginseng ini terdiri dari 9 wanita cantik. Tiga personelnya yaitu Seohyun, Yoona dan Tiffany menjadi perwakilan Korea untuk datang ke Burberry Prosrum Fashion Show di London, Inggris tahun 2012. Ternyata, di antara penampilannya yang sudah terbiasa menawan, Seohyun memakai baju yang ukurannya lebih dari lutut dengan lengan panjang serta dihiasi motif kotak hitam dicampur orange serta dihiasi sabuk di pinggangnya dan Tiffany mengenakan dress mini berwarna cokelat. Keduanya mengenakan batik, walaupun dengan corak yang berbeda.
Big Bang
Taeyang dan G-Dragon mengunggah fotonya ke Twitter dengan pose yang menarik. Di foto tersebut, memang hanya Taeyang yang mengenakan batik dilengkapi dengan blangkon, sarung dan sedang meniup seruling,  tapi rekannya juga mengenakan blangkon dan sarung tradisional khas Jawa.
EXO
Band ini terbilang baru keluaran SM Entertainment. Saat acara SBS Inkigayo, Kai memakai baju dalaman motif batik sedangkan kepala Xiumin dihiasi topi batik saat perjalanan ke Beijing.
Artis Hollywood
Ternyata tak hanya artis Korea saja yang senang dengan batik, tapi Paris Hilton tertangkap kamera menggunakan dress dengan goresan motif batik berwarna ungu tanpa lengan. Saat pameran mobil, Jessica Alba mengenakan gaun batik pendek motif parang yang merupakan ciri khas dari hasil karya Yogyakarta; Rachel Bilson juga memakai baju terusan batik dipadukan orange dan putih dan Lenka memakai selendang dengan nuansa batik warna cokelat.

Tentunya, kita harus bangga dengan batik, karena dapat dilihat begitu banyak bintang dunia telah menggunakan batik. Mereka saja senang memadukannya untuk tampil cantik, tampan dan menawan. Jangan pernah malu untuk mengenakannya, atau hanya dipakai ketika ke undangan saja. Mulailah menerapkan berbatik untuk melestarikan budaya sendiri.

Kemeja batik lengan panjang dari GaleriPos






Mural Batik di Palbatu Jakarta

Mural batik di jalanan
Batik telah sah menjadi desain grafis warisan budaya yang tidak hanya diperuntukkan diterakan di atas selembar kain. batik dapat diaplikasikan pada berbagai media, termasuk pada tembok luar di jalanan: Mural. Dan kemudian dengan mudah di berbagai kota, seni jalanan ini menampilkan aneka motif batik, Ya batik telah menjadi semua orang. Tidak hanya menjadi pakaian pada acara resmi kenegaraan saja, pada seni mural pun bisa 'dibatikkan'.
Tahukah anda  bahwa di Jakarta pun ada desa yang dipenuhi dengan mural batik? Namanya adalah Kampung Batik Palbatu yang berlokasi di Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan. Masyarakatnya menggambar mural dengan polesan tinta membentuk bermacam-macam motif batik di dinding rumah, tembok pembatas antar daerah, bahkan aspal pun turut menjadi target mural. Memang, apresiasi orang Jakarta tidak begitu besar untuk membuat mural yang dikolaborasikan dengan batik. Namun, kampung ini memiliki ciri khas tersendiri dan dan memberikan warna tersendiri terhadap dunia batik nusantara.

Sekilas tentang Kampung Batik Palbatu

Letaknya yang berada di ibukota seakan termakan oleh gedung pencakar langit yang berdiri kokoh di sekelilingnya. Akibatnya, pesona Kampung Batik Palbatu belum terpancar luas. Namun seiring waktu, kampung ini mulai memperkenalkan diri dan eksistensinya dengan munculnya berbagai kerajinan kain tradisional batik. Sebenarnya dahulu, desa ini tidak berbeda dengan kawasan lain di pusat kota. Bahkan, kawasan ini terkesan kumuh pada awalnya. Namun, sejumlah pecinta batik, yakni Ismo W Bimo dan teman-temannya telah merubah keadaannya menjadi sangat cantik.
Semua itu berawal dari dari keinginan mereka untuk melestarikan batik, karena kecintaannya yang begitu besar. Mereka terinspirasi dari kampung Laweyan di Solo. Sekelompok orang ini melakukan kegiatan mural di dinding, pagar, jalan, gapura dengan menggunakan motif batik yang beragam. Upaya tersebut terjadi pada tahun 2011 lalu. Setelah itu, mereka juga memprakarsai Jakarta Batik Carnival yang berhasil menyedot perhatian publik, bahkan telah tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI).
Perjuangan mereka terbayar dengan keindahan yang dapat anda lihat ketika mengunjungi Kampung Batik Palbatu. Anda akan terkagum-kagum dengan karya yang terlukis di dinding. Semua sudut perkampungan ini telah terukir indah oleh goresan tangan para seniman yang sepenuh hati membatik. Gambarnya pun bervariasi. 

Lestarikan batik melalui pemberdayaan masyarakat

Keinginan Bimo cs untuk merubah daerah ini menjadi lebih baik ternyata belum berakhir. Mereka juga mendirikan sanggar batik dengan tujuan untuk meningkatkatkan kreativitas, menanamkan rasa cinta akan kebudayaan kepada anak-anak serta warga sekitar dengan mengajarkan cara membatik secara gratis.

Tentu saja, keterampilan membatik bisa dijadikan usaha dan lumbung uang bagi masyarakat sekitarnya. Usaha Bimo cs ini semakin bergerak ke arah yang lebih baik. Bila dahulu daerah ini terkenal dipenuhi pemuda para pengguna narkoba, tapi kesan tersebut telah berganti menjadi kampung batik dengan sejuta kreativitas dan keindahan di setiap sudutnya. Bayangkan, jika ada 100 rumah memiliki dinding dipenuhi corak mengesankan.

Selain itu, upaya pemberdayaan ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian warga setempat. Di depan rumah-rumah penduduk, berjejer rapi gerai yang menjual kain tradisional ini. Harapan yang masih belum terwujud adalah menjadikan Kampung Batik Palbatu sebagai Desa Wisata, mengingat daerah tersebut merupakan satu-satunya pemukiman bernuansa batik di tengah riuhnya Ibukota.

Seragam sekolah batik


Bukan hal yang aneh, sekolah menetapkan batik sebagai seragam. Dengan desain unik masing-masing sekolah tapi dengan pola batik. Beberapa produsen batik menyediakan jasa selain membuat (menjahit) baju seragam, juga mendesainkan motif batik nya.

Ikan di Batik Tulis

Perhatikan gambar di samping, dan buka imajinasi. Nampak kehidupan dalam laut yang dengan sangat indah digambarkan dalam batik tulis Pamekasan ini. Kehidupan dalam laut yang diterakan di atas selembar kain, dengan sentuhan seni dari jiwa Si Seniman batik. Cukup lengkap; ikan, kepiting, rumput laut, karang di latar belakang biru air laut.
Bukan lukisan potret yang merekam visual semirip mungkin. Ini adalah batik yang penggambaran obyeknya di stilasi mengingat keterbatasan lilin batik dan warna celupan yang tidak seluas kemampuan cat warna dalam merekam kesan visual.
Mungkin juga stilasi yang dilakukan mempertimbangkan juga 'kemudahan' menorehkan canting berisi lilin cair untuk membentuk obyek-obyek dimaksud. Sehingga stilasi cenderung menjadi penyederhanaan bentuk rumit yang sulit direkam dengan penorehan canting lilin batik. Ada anggapan juga bahwa stilasi dalam batik adalah wujud ketaatan atas larangan membuat tiruan mahluk hidup yang ada dalam ajaran Islam. Sehingga jadilah ikan pada batik tersebut menjadi aneh dan tidak menggambarkan kenyataan bentuk ikan dimaksud.
Hal yang sama terjadi bada bentuk-bentuk lain seperti kepiting dan rumput laut. Juga karang. Minat seni desainer batik ini menghasilkan rumput laut yang menjulur ke berbagai arah dalam pola yang mirip. Atau bentuk kepiting yang membulat dan hanya berkaki empat, tapi badan kepiting bercorak!
Perpaduan warna celupan juga memiliki keindahan tersendiri. Sangat berbeda dengan warna-warna cat lukisan yang hampir tidak terbatas dengan kemungkinan kombinasi percampuran aneka warna, pada Batik warna lebih terbatas. Sehingga tidak dapat dihindari menjadi lebih jauh dari kenyataan karena warna-warna benda menjadi identik. Seperti bata batik tulis di atas, hanya ada tiga warna; hitam, merah, biru, putih. Keempatnya harus mampu mewakili jutaan warna kehidupan di dalam laut.
Secara keseluruhan keindahan motif semakin mencuat dengan kesederhaan motif dan paduan warna. Disamping patern yang sama sekali tidak terlihat. setiap petak terkecil unik dalam bentuk dan warnanya. Tidak heran banyak yang menjadikan batik tulis sebagai koleksi saja, tidak menggunakannya sebagai fungsi aslinya: pakaian.

Perayaan Hari Batik Nasional

Hari Batik Nasional
Sebagai ekspresi kebanggaan atas warisan budaya batik, Dengan Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009, ditetapkanlah Hari Batik Nasional, yang merupakan salah satu upaya dari pemerintah untuk meningkatkan martabat bangsa serta citra positif di kancah Internasional. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap budaya asli Indonesia. Mungkin menurut anda, batik hanya sekedar kostum yang bisa dikenakan pada berbagai event, baik formal maupun non-formal. Sebenarnya lebih dari itu.
Hari Batik Nasional menjadi perwujudan ekspresi kebanggaan atas batik yang memang merupakan warisan sah budaya nasional kita. Sudah dapat dipastikan bahwa hari itu, anda akan menemukan orang-orang mengenakan kain tradisional itu di tempat umum, seperti kampus, kantor, kendaraan umum dan tempat- tempat yang banyak orang berkumpul. Anda tentunya akan merasa bangga bisa mengenakan pakaian yang terbuat dari karya anak bangsa ini.

Aksi Pelestarian Batik

Batik telah ada di nusantara sejak zaman kerajaan Majapahit, dan popular akhir abad ke-18 atau awal abad 19. Jadi, sungguh memprihatinkan jika sampai karya kebanggaan bangsa ini di-klaim oleh Negara lain sebagai warisan budayanya. Agar hal tersebut tidak terulang, pemerintah Indonesia mendaftarkan batik ke UNESCO tanggal 3 September 2008, setelah melalui proses yang panjang seperti pengujian dan lain hal, akhirnya diumumkan tanggal 2 Oktober 2009 bahwa batik merupakan warisan kemanusiaan untuk Masterpiece of The Oral and Intangible Heritage of Humanity. Dan sejak saat itu, tanggal 02 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional.

Perayaan Hari Batik di Sentra Batik Ternama Nusantara

Meski batik telah diproduksi di berbagai wilayah di nusantara, Yogyakarta dan Solo adalah dua daerah utama di mana kain tradisional ini dikembangkan. Tidak heran jika perayaan Hari Batik di daerah ini  lebih spektakuler. Misalnya di Yogjakarta beberapa waktu lalu; para pelajar SMP dan SMA di sana mengadakan acara fashion show batik di monument depan Gedung Agung Yogyakarta. Ternyata yang mereka peragakan adalah buatan tangan mereka sendiri. Ada pula beberapa di antaranya yang membatik di lokasi fashion show, sehingga pengunjung bisa melihat proses membatik secara langsung.  Memang rasa cinta kepada Negara harus dilatih sejak kecil. Dimulai dengan acara menyenangkan seperti ini, para siswa akan memahami arti mendalam dari batik dikemudian hari.

Warga Solo juga turut melakukan aksi yang mengesankan, yaitu tiga hari sebelum Hari Batik Nasional, masyarakat berkumpul di Jalan Slamet Riyadi, Surakarta dan masing-masingnya menggenggam kain tradisional yang memiliki lebar 1,5 meter. Setelah itu diikat dan dibentangkan sampai 4 km jauhnya. Ternyata ada 6.600 orang yang turut berpartisipasi dengan memegangnya. Total panjangnya hingga 4.100 meter. Aksi tersebut tercatat dalam rekor MURI karena telah membentangkan batik terpanjang.

Apapun Batik

Aneka barang bermotif batik
Sudah sejak lama batik 'merasuki' berbagai aspek kehidupan masyarakat. Terlebih sejak batik dicoba diklaim sebagai budaya asli negara sebelah. Kemudian Unesco menetapkan batik sebagai warisan budaya dunia milik Indonesia. Kemudian penggunaan batik semakin semarak.
Sekalipun awalnya batik adalah motif kain, ternyata motif ini tetap indah dipandang mata saat diaplikasikan pada berbagai permukaan benda. Menjadi tidak aneh lagi saat melihat aneka benda bermotifkan batik. Ditambah dengan semakin berkembangnya desain motif, maka semakin terbuka untuk menghiasi aneka benda dengan motif batik.
Ada maskapai penerbangan yang mengambil 'batik' sebagai nama perusahaan dan merek dagangnya. Tentu diikuti dengan penerapan batik pada badan pesawat. Cukup impresif, efeknya dalah batik semakin mudah dikenali. Batik tidak lagi hanya menjadi hiasan, tapi sudah menjadi identitas armada maskapai yang bertalian. Sekalipun jika diingat kembali, sektor pariwisata telah lama menjadikan batik sebagai icon.
Menjadi tradisi 'baru' bagi beberapa organisasi pemerintahan (pemerintah daerah, misalnya) untuk menetapkan batik sebagai seragam di salah satu hari kerja. Korpri, organisasi pegawai negeri di Negeri ini, telah sejak lama menetapkan batik sebagai seragam formal organisasi itu. Meskipun desainnya berubah-ubah, namun tetap menggunakan motif batik.

Ragam batik tulis Pamekasan