Tahukah anda bahwa di Jakarta pun ada desa yang dipenuhi dengan mural batik? Namanya adalah Kampung Batik Palbatu yang berlokasi di Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan. Masyarakatnya menggambar mural dengan polesan tinta membentuk bermacam-macam motif batik di dinding rumah, tembok pembatas antar daerah, bahkan aspal pun turut menjadi target mural. Memang, apresiasi orang Jakarta tidak begitu besar untuk membuat mural yang dikolaborasikan dengan batik. Namun, kampung ini memiliki ciri khas tersendiri dan dan memberikan warna tersendiri terhadap dunia batik nusantara.
Sekilas tentang Kampung Batik Palbatu
Letaknya yang berada di ibukota seakan termakan oleh gedung pencakar langit yang berdiri kokoh di sekelilingnya. Akibatnya, pesona Kampung Batik Palbatu belum terpancar luas. Namun seiring waktu, kampung ini mulai memperkenalkan diri dan eksistensinya dengan munculnya berbagai kerajinan kain tradisional batik. Sebenarnya dahulu, desa ini tidak berbeda dengan kawasan lain di pusat kota. Bahkan, kawasan ini terkesan kumuh pada awalnya. Namun, sejumlah pecinta batik, yakni Ismo W Bimo dan teman-temannya telah merubah keadaannya menjadi sangat cantik.
Semua itu berawal dari dari keinginan mereka untuk melestarikan batik, karena kecintaannya yang begitu besar. Mereka terinspirasi dari kampung Laweyan di Solo. Sekelompok orang ini melakukan kegiatan mural di dinding, pagar, jalan, gapura dengan menggunakan motif batik yang beragam. Upaya tersebut terjadi pada tahun 2011 lalu. Setelah itu, mereka juga memprakarsai Jakarta Batik Carnival yang berhasil menyedot perhatian publik, bahkan telah tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI).
Perjuangan mereka terbayar dengan keindahan yang dapat anda lihat ketika mengunjungi Kampung Batik Palbatu. Anda akan terkagum-kagum dengan karya yang terlukis di dinding. Semua sudut perkampungan ini telah terukir indah oleh goresan tangan para seniman yang sepenuh hati membatik. Gambarnya pun bervariasi.
Lestarikan batik melalui pemberdayaan masyarakat
Keinginan Bimo cs untuk merubah daerah ini menjadi lebih baik ternyata belum berakhir. Mereka juga mendirikan sanggar batik dengan tujuan untuk meningkatkatkan kreativitas, menanamkan rasa cinta akan kebudayaan kepada anak-anak serta warga sekitar dengan mengajarkan cara membatik secara gratis.
Tentu saja, keterampilan membatik bisa dijadikan usaha dan lumbung uang bagi masyarakat sekitarnya. Usaha Bimo cs ini semakin bergerak ke arah yang lebih baik. Bila dahulu daerah ini terkenal dipenuhi pemuda para pengguna narkoba, tapi kesan tersebut telah berganti menjadi kampung batik dengan sejuta kreativitas dan keindahan di setiap sudutnya. Bayangkan, jika ada 100 rumah memiliki dinding dipenuhi corak mengesankan.
Selain itu, upaya pemberdayaan ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian warga setempat. Di depan rumah-rumah penduduk, berjejer rapi gerai yang menjual kain tradisional ini. Harapan yang masih belum terwujud adalah menjadikan Kampung Batik Palbatu sebagai Desa Wisata, mengingat daerah tersebut merupakan satu-satunya pemukiman bernuansa batik di tengah riuhnya Ibukota.
0 komentar:
Posting Komentar